Sabtu, 12 Januari 2013

Luar Biasa ! Berduka, India Tidak Merayakan Tahun Baru 2013



New Delhi - Tak ada pesta pora menyambut tahun baru 2013 di India. Bangsa itu sedang berkabung. Menangis dan murka atas wafatnya seorang gadis yang menjadi korban kebiadaban 6 pria bejat di bus kota New Delhi.

Angkatan bersenjata India membatalkan perayaan resmi yang sebelumnya direncanakan digelar di negara bagian Punjab dan Haryana.

Sementara, Ketua Partai Kongres Nasional yang berkuasa di India, Sonia Gandhi juga menegaskan, pihaknya tak akan menyelenggarakan perayaan apapun.

Bahkan para pengusaha yang biasa meraup untung dari perayaan malam tahun baru, ikut berkabung. "Biarlah tak ada perayaan tahun baru di seluruh negeri. Sebagai penghormatan bagi jiwa yang terenggut," kata Sekretaris Jenderal Konfederasi Semua Pedagang India, Praveen Khandelwal pada Hindustan Times, seperti dilansir BBC, Senin (31/12/2012).

Ada banyak hotel, klub, tempat komersial, para selebritis yang mengumumkan pembatalan acara tahun baru. Bagi mereka yang masih menggelar perayaan, kadar kemeriahan diturunkan.

India Berkabung, Pesta Tahun Baru Ditiadakan. Luar Biasa!Salah satunya, Gymkhana Club yang meminta 7.000 anggotanya datang, bukan untuk pesta, tapi menyalakan lilin, sebagai bentuk solidaritas bagi korban. 

Sebuah klub golf di Delhi, Chelmsford Club dan Press Club of India membatalkan acara malam tahun baru.

Industri hiburan di Mumbai juga berduka. Para bintang Bollywood menyatakan, tak akan menggelar perayaan apapun. Ikon Bollywood, Amitabh Bachchan dan istrinya, anggota parlemen, Jaya Bachchan juga memutuskan untuk membatalkan pesta keluarga yang jadi tradisi selama bertahun-tahun.

Alih-alih larut dalam suasana tahun baru penuh hura-hura, hingga Senin (31/12/2012), protes terus digelar di ibukota New Delhi. Menuntut penegakkan hukum yang tegas untuk melindungi kaum hawa. Warga masyarakat tak berminat mengadakan perayaan.

Perjuangan Baru Dimulai

Enam pria bejat telah ditahan atas perilaku biadab mereka. Ancaman hukuman mati menanti. Keluarga korban bertekad akan terus berjuang menegakkan keadilan, memastikan para pelaku dihukum seberat-beratnya.

"Perjuangan baru dimulai. Kami menuntut semua pelakunya digantung. Kami akan berjuang untuk itu, sampai kapanpun," kata saudara lelaki korban kepada Indian Express.

Sementara ayah korban masih sangat berduka. Apalagi putri yang dicintai meninggal secara tragis. "Ini sangat menyakitkan, aku bahkan tak berani masuk ke kamarnya. Dia lahir di rumah ini. Buku-bukunya, pakaian, semua masih ada," kata dia, tercekat.

Pemerkosaan itu merenggut nyawa dan mimpi korban. Seorang mahasiswa kedokteran bermasa depan cerah, perempuan yang berdebar menanti pernikahannya di tahun 2013. Ia justru disiksa dan diperkosa di depan calon suaminya.

Siapa nama korban, sama sekali tak penting untuk diungkap. Namun, penderitaan tak terperi yang dirasakannya menjadi rasa sakit yang dirasakan seluruh warga India. Pemerkosaan atas dirinya adalah jiwa dan harga diri bangsa yang terkoyak.

Menjadi klimaks dari dari kemarahan terpendam rakyat India atas permerkosaan dan pelecehan perempuan yang makin keterlaluan. Pria, perempuan, politisi, pemerintah, oposisi, artis, aktivis, rakyat kebanyakan, selebritis, siapapun -- bergerak bersama untuk satu tujuan: tercipta perlindungan hukum untuk kaum hawa.

Untuk gerakan masif ini, kepedulian, dan pilihan untuk tidak tinggal diam, rakyat India layak diacungi jempol. Luar biasa!

Bagaimana dengan di Indonesia? Di negeri ini kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual, khususnya di transportasi publik kerap terjadi, bahkan hingga merenggut korban nyawa. Tapi tak ada perubahan berarti.

Dengan segala hormat kepada Livia Pavita Soelistio, mahasiswi Universitas Bina Nusantara, korban perampokan dan pemerkosaan di angkutan kota yang wafat. Tragedi atas dirinya seharusnya bisa dijadikan pelecut sebuah gerakan perubahan. Bukan untuk dilupakan!


Read more: http://www.atjehcyber.net/2013/01/luar-biasa-berduka-pesta-pora-tahun.html#ixzz2HkrIQg6O

Tidak ada komentar:

Posting Komentar