Jika Anda mengusai lebih dari satu bahasa, maka ada baiknya Anda
tetap menggunakannya sampai tua. Bahkan, Anda juga dapat mengajarkannya
pada anak Anda sejak dini. Sebuah studi baru menunjukkan, kebiasaan
berbicara dalam dua bahasa dari usia dini hingga tua dapat menjaga otak
tetap dalam kondisi baik hingga usia yang sudah tak muda lagi.
Seperti
yang dilaporkan Journal of Neuroscience, para ahli melakukan
penelitian dengan cara memantau aktivitas otak para relawan berusia
lanjut. Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang sudah berusia 60-an
tahun yang telah berbicara dua bahasa sejak kecil dapat berpindah dari
tugas satu ke lainnya lebih cepat daripada orang yang berbicara hanya
satu bahasa. Selain itu, mereka dilaporkan menggunakan energi otak yang
lebih sedikit dalam mengerjakan tugas-tugas tadi.
"Mereka yang
berbicara dalam dua bahasa menggunakan otak mereka lebih efektif dari
pada yang hanya menggunakan satu bahasa," kata penulis studi ini Brian
Gold, dari University of Kentucky College of Medicine.
Usia yang
menua akan membuat kemampuan seseorang melakukan tugas rumit akan
menurun. Tugas rumit tersebut misalnya merencanakan, menjadwalkan,
melakukan berbagai tugas dalam satu waktu, dan beradaptasi pada
lingkungan baru. Penelitian sebelumnya sudah menyatakan bahwa berbicara
dua bahasa dapat mengurangi penurunan kemampuan ini, meskipun
mekanismenya masih belum jelas.
Selain melakukan penelitian pada
relawan berusia 60 hingga 68 tahun, Gold dan timnya juga meneliti pada
orang yang berusia lebih muda. Hasilnya ternyata sama, orang yang
berbicara dengan dua bahasa dapat melakukan tugas lebih cepat daripada
yang hanya menggunakan satu bahasa.
"Studi ini menyediakan
beberapa bukti pertama dari hubungan antara kemampuan kognitif – dalam
hal ini kemampuan bicara dalam beberapa bahasa setiap hari – dengan
fungsi otak," ungkap John Woodart, seorang ahli penuaan dari Wayne State
University di Detroit Amerika Serikat.
Studi ini mengindikasikan
adanya suatu keterkaitan antara kemampuan otak pada orang usia lanjut
dengan kemampuan berbahasa. Namun hal ini tidak menunjukkan hubungan
sebab-akibat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar