Ardina
Rasti (Tengah) saat jumpa pers seputar dugaan penganiyaan yang
dilakukan mantan kekasihnya, Eza Gionino terhadap dirinya di kawasan
Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (10/01/2013) (Foto: Saifullah
Halim/Seruu.com)
Jakarta, Seruu.com - Penyanyi sekaligus pesinetron, Ardina
Rasti, melaporkan mantan kekasihnya, Eza Gionino, ke Polisi atas dugaan
penganiayaan. Rasti melaporkannya pada 30 Oktober 2012 lalu ke Polres
Jakarta Selatan.Kisah asmara Rasti dan Eza berjalan sampai 1,5 tahun. Awalnya, kata Rasti, hubungannya dengan lelaki tersebut berjalan baik-baik saja. Namun setelah kurang-lebih 5 bulan berjalan, Eza mulai memperlihatkan sikap buruknya. Tanpa alasan jelas, Eza melakukan tindak kekerasan terhadap dirinya. Kejadian itu berlangsung di kediaman Rasti yang terletak di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan.
"Dia melempar kursi dan saya menghindar. Dua daun pintu rusak dan dia mulai memukuli saya. Saya jatuh, dan ternyata dia terus menendangi saya ke awak, rusuk. Saya pingsan, dan dia gotong saya minta bantuan tetangga. Saya bangun-bangun ada di rumah sakit. Saya lihat ada dua suster bersihkan pecahan kaca di kaki saya," kata Ardina Rasti saat ditemui di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis (10/01/2013).
Rasti melanjutkan, setelah kejadian itu, Eza mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Namun tak lama, Eza kembali berulah. Dia mulai sering melarangnya menerima job bermain FTV dan layar lebar.
"Sampai akhirnya saya tetep memaksakan ambil job, karena enggak bisa bayar listrik dan cicilan. Dia bilang kalo tetep berjalan ke puncak (untuk syuting), kita putus," katanya lagi.
Eza pun merealisasikan ancaman putus itu. Namun tak selang lama, Eza datang ke kediaman Rasti yang terletak di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, dengan alasan ingin meminta maaf dan meminta berhubungan kembali.
"Tapi ternyata dia bukan minta balikan, tapi melakukan tindakan penganiayaan selama 2 jam," aku Rasti.
Kini Rasti sudah membawa masalah tersebut ke ranah hukum. Namun, dia masih berharap ada itikad baik dari Eza untuk meminta maaf atas perlakuan kasarnya.
"Tapi untuk masalah hukumnya saya menyerahkan sepenuhnya ke pihak berwajib. Mereka lebih tau solusinya," tutup perempuan kelahiran Jakarta, 6 Januari 1986 itu. [Pul]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar