Segitiga Bermuda dilingkupi aura mistis, seperti UFO, Altantis, dan bahkan iblis Dajal
VIVAnews
- Misteri melingkupi sebuah wilayah laut di dalam garis imajiner yang
menghubungkan tiga wilayah yaitu Bermuda, Puerto Riko, dan Miami di
Amerika Serikat.
Ada
yang menyebutnya 'Segitiga Setan', 'Limbo the Lost', 'Twilight Zone',
dan yang paling tenar adalah sebutan 'Segitiga Bermuda -- terinspirasi
dari artikel Vincent Gaddis di Majalah Argosy.
Meski, dalam peta Amerika Serikat, The U. S. Board of Geographic, tak ada tempat bernama 'Segitiga Bermuda'.
Wilayah
ini jadi salah satu lokasi paling misterius, horor, dan menakutkan di
muka Bumi. Apalagi, dalam sejarahnya, banyak kapal dan pesawat yang
tertelan di lokasi itu.
Legenda
Segitiga Bermuda makin ramai diperbincangkan ketika pada 5 Desember
1945 pukul 14.10 waktu setempat, lima pesawat yang dipiloti para
penerbang terlatih dari kesatuan Penerbangan 19 tiba-tiba hilang di
segitiga itu. Padahal cuaca sedang cerah.
Para
pilot sempat meminta pertolongan lewat radio, namun, mereka tiba-tiba
raib. Pesawat yang ditugasi mencari mereka juga raib misterius.
Dilaporkan enam pesawat dan 27 orang hilang dalam peristiwa itu.
Juga
peristiwa hilangnya kapal induk USS Cyclops pada 1918, yang hingga
saat ini jadi misteri terbesar dalam sejarah Angkatan Laut Amerika
Serikat.
Berbagai
macam dugaan aneh muncul, ada yang mengatakan alien yang bersembunyi
di bawah lautan, portal ke dimensi lain, gas methan, lokasi Atlantis
yang hilang, hingga rumah iblis, Dajal.
Namun, ada juga penjelasan ilmiah yang lebih layak dipertimbangkan untuk menjawab misteri ini
***
Seperti di muat laman LiveScience, ada jawaban logis untuk menjelaskan hilangnya kapal atau pesawat di Segitiga Bermuda itu.
Daerah
Segitiga Bermuda rentan terhadap badai tak terduga. Ada gelombang --
Gulf Stream -- yang sangat cepat dan turbulen -- menelan serpihan
kapal, pesawat, beserta penumpangnya. Menghapus bukti-bukti terjadinya
bencana.
Tak
hanya itu, Laut di Segitiga Bermuda memiliki kedalaman hingga 30.000
meter atau lebih dari 9.000 meter dengan kondisi topografinya bisa
'menelan' kapal sehingga tak pernah ditemukan.
Laman Sejarah Angkatan Laut Amerika Serikat, www.history.navy.mil,
menjelaskan bahwa faktor signifikan yang menyebabkan hilangnya kapal
di Segitiga Bermuda adalah arus laut yang kuat disebut Gulf Stream.
Sebelum
telegraf, radio dan radar ditemukan, pelaut tidak tahu ada badai atau
angin topan berada di dekatnya.Bencana itu baru ketahuan setelah ada
perubahan di cakrawala.
Badai
yang datang tiba-tiba itulah yang menyebabkan kapal angkatan laut
hilang di Bahama, Saratoga. Kapal dan-krunya hilang tak berbekas pada
18 Maret 1781.
Dijelaskan
juga bahwa tidak hanya di Segitiga Bermuda, banyak kapal-kapal
Angkatan Laut AS lainnya telah hilang di laut karena badai di seluruh
dunia -- secara mendadak.
Kapal
dan pesawat bisa hilang secara tiba-tiba di wilayah Segitiga Bermuda
itu karena anomali kompas yang bisa mengacaukan sistem navigasi. Soal
adanya anomali ini pernah dicatat oleh Columbus dalam pelayarannya.
Dalam
sejumlah catatan disebutkan bahwa Segitiga Bermuda adalah salah satu
dari dua lokasi di dunia yang memiliki anomali. Wilayah lain adalah
laut Jepang dan Filipina, yang juga dikenal dengan nama yang mirip,
'Segitiga Formosa'.
***
Faktor
cuaca juga ikut berperan mengapa kapal dan pesawat hilang di Bermuda.
Pola cuaca Karibia-Atlantik sangat ekstrim. Badai lokal yang mendadak
menimbulkan cipratan air kencang yang bisa jadi bencana bagi pelaut
maupun pilot.
Penelitian
satelit bahkan membuktikan, adanya gelombang dahsyat setinggi 80 kaki
atau bahkan lebih, terjadi di wilayah laut terbuka, seperti halnya
Segitiga Bermuda.
Gelombang ini bisa menghancurkan kapal besar dan membuatnya berkeping-keping.
Ada
juga faktor topografi dasar laut di Segitiga Bermuda. Dari benting
[gundukan pasir tengah laut], pulau di bawah laut, hingga palung yang
luar biasa dalam.
Dengan kombinasi arus kuat, kapal atau pesawat bisa terjebak di dasar laut untuk selamanya.
Sementara, seperti dimuat laman Pattayadailynews,
6 Mei 2010, ahli geokimia, Richard McIver pada 1981 memperkenalkan
teori peran gas metan hidrat dalam misteri Segitiga Bermuda.
Kata
dia, longsor di dasar Segitiga Bermuda besar kemungkinan mengakibatkan
lumpur dan batu besar meluncur dengan cepat -- yang akhirnya merobek
dasar laut dan membuka selubung lapisan gas.
Gas
itu lalu pecah dan mengeluarkan metana yang menyebabkan gelombang
besar. Gas itu meledak di permukaan air tanpa peringatan dan
menyulitkan setiap kapal atau pesawat yang lewat di lokasi itu.
Yang
juga menyebabkan kecelakaan adalah faktor mnusia. Banyak pelaut dengan
pengetahuan seadanya nekat menyeberangi daerah serawan Segitiga
Bermuda.
Penjaga
laut Amerika Serikat selama ini telah mengabaikan faktor mitos atau
fiksi di Segitiga Bermuda. Menurut pengalaman mereka, gabungan kekuatan
alam dengan segala ketidakpastiannya adalah biang keladi 'kekalahan'
manusia di Segitiga Bermuda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar